Sabtu, 23 Juli 2011

"no word explains how much my dad loves me, how much i feel loved, and how much i love him too

as a young girl grows older, she finally finds her man.
the girl spends almost every weekend with her man
the girl always goes to the cinema with her man
the girl talks a lot with her man

her daddy looks like missing her
he remembers exactly how he always spent his weekend with his daughter
how he protected her from any man
how he tried to please his daughter

he remembers exactly how it feels when he became the only one man for his daughter.

his daughter grows older and he feels like being left slowly.

ayahku sayang,
i love u i love u i loovee uuuuu. =(
dont know why i always feel so sad when remembering how much u love me.
u're the first man i love and u will always be.

ayahku sayang,
i want u to know that
no other man will replace ur position in my heart
and i will never ever forget or even leave u
i will always try to make u feel happy all the time.

ayahku sayang,
no word explains how much i feel loved and how much i love u back

Senin, 18 Juli 2011

Konsep Wanita Masa Kini

Apa engkau akan bangga ketika melihat suamimu “nenteng” piring sendiri, mengambil makanan yang tertata rapi di meja makan itu, dan kembali mencuci piring setelah makannya?. Akankah engkau bangga sebagai seorang istri ketika ada seorang tamu dari suamimu, kemudian tampak pemandangan memilukan, keluar dari bilik dapurmu, dengan nampan di tangan suamimu?
Bukanlah impian setiap wanita saya rasa. Tidak seorang wanitapun bangga menyaksikan tontonan seperti itu. Mustahil kepuasan itu Anda miliki sebagai seorang istri seutuhnya. Macam apa perilaku yang saya rasa tidak pantas dilakukan sebagai seorang muslimah dengan kemolekan adat ketimurannya. Naudzubillah.
Bukan apa-apa, ini sekedar untuk mengingatkan diri saya sendiri yang terkadang suka bercanda. Teringat guyonan beberapa wanita pasca menikah, entah saking senangnya menikmati tugas barunya, entah saking kagetnya, atau bahkan memang tidak terbiasa dengan segenap aktifitas rumah tangga, pekerjaan seorang istri. Kebahagiaan yang terkadang tak ingin begitu ditampakkan, terbungkuslah menjadi sebuah guyonan yang mungkin untuk beberapa orang terdengar wajar dan guyonan biasa, “menjadi pembantu di rumah sendiri”. Namun sangat tidak enak di dengar untuk beberapa orang, terlalu kasar untuk didengar, terlalu tidak sopan untuk diucapkan, dan memang kesimpulannnya sebenarnya tidak layak guyonan seperti itu. Jangan pernah lagi menggunakan logat guyonan yang tidak universal itu, carilah kata-kata lain yang lebih pantas dalam konteks bergurau. Astaghfirulloh.
Wanita, Ibu. Yah, wanita adalah identik dengan seorang ibu. Bercermin melihat sosok yang begitu sabarnya, tak pernah mengeluh dengan seabrek aktifitasnya. Bangun tidur demikian petangnya, tidak ingin melihat anak-anaknya pergi ke sekolah dalam kondisi belum sarapan, tak ingin membiarkan sang suami berangkat bekerja dengan bekal menu pagi yang tidak segar untuk dinikmati. Dengan tulusnya menyiapkan segala kebutuhan suami dan buah hati. Tak cukup hanya itu, bejibun pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sela-sela kesibukan lain untuk berkarya. Membantu suami bekerja, menjadi wanita mandiri dengan berbagai ragam aktifitas yang digeluti, bukanlah hal yang mudah. Melakoni pekerjaan yang demikian multi-nya, menjadi seorang istri ketika harus berhadapan dengan sang suami, menjadi seorang ibu ketika sang anak membutuhkan setiap detiknya, menjadi seorang wanita karir ketika pekerjaan menunggu di depan mata, adalah tidak semua wanita bisa. Tapi wanita separoh baya itu, yah saya memanggilnya ibu, tidak pernah mengeluh dan selalu tampak tegar seolah tanpa capek. Ketika rasa letih melanda di penghujung hari, hanya sejenak memejamkan mata, menerbangkan jiwanya ke alam mimpi, membiarkan raga terdiam dalam balutan selimut hangat, yah hanya itu mungkin yang dia butuhkan, sejenak melepas lelah. Berharap ketika membuka kembali matanya yang syahdu itu, segenap kekuatan dan semangat akan selalu hadir di setiap harinya. Yah benar, setiap harinya, setiap denyut jantung dan setiap hembusan nafasnya, ingin selalu diisinya dengan pengabdian demi pengabdian untuk keluargnya. Tanpa pamrih, tanpa mengeluh.
Ketika sang ibu sakitpun, kadang tak berkenan disebutnya sakit. “Hanya butuh sedikit istirahat, tidak perlu ke dokter, obat, atau segala macamnya, nanti juga enakan dengan sendirinya”. Klise, sangat klise tapi tak ingin terlihat lemah, tak bisa membayangkan betapa terbengkalainya pekerjaan rumah yang harus ia tinggalkan jika ia bersahabat dengan sakit. Tak kuasa menyerahkan sepenuhnya atau bahkan sebagian pekerjaan yang menyangkut kebutuhan buah hati dan suaminya kepada orang lain, sebut pembantu rumah tangga. Tak percaya semua akan bisa sebaik yang dia lakukan. Kekuatan itulah, rasa cinta kasih yang tulus inilah, dan selalu ingin memberikan pelayanan yang prima kepada keluarga, yang akan menjadikan seorang ibu, seorang wanita merasa menjadi puas, dan hingga akhirnya bangga menjadi seorang wanita seutuhnya.
2011. Mungkin menjadi sebuah pertanyaan besar. Itu dulu, itu sudah lampau, menjadi sosok wanita seperti Kartini jadul (jaman dulu) yang harus bergulat tanpa henti dengan pekerjaan rumah, membosankan. Berapa banyak wanita yang mampu menjadi potret Kartini masa kini? Lalu bagaimana konsep wanita masa depan?
Kartini, Kartini. Ibu kita Kartini saja mampu menjadi wanita yang tidak bisa diremehkan namun tidak pernah mengabaikan perannya sebagai seorang istri dan ibu. Lalu alasan apa yang membuat kita, wanita masa kini tidak bisa menjadi cermin dan konsep wanita masa depan, 5 atau bahkan 10 tahun lagi? Kesibukan sebagai wanita karir, wanita kantoran dengan setumpuk pekerjaan di meja, wanita sibuk dengan segunung jam terbang ke luar kota, luar negeri? Wanita dengan jabatannya sebagai seorang pemimpin perusahaan, manager, direktur, presiden organisasi? Tidak ada alasan yang mampu menumbangkan kodrat kita sebagai wanita. Biarlah perusahan, kekayaan, materi membayar Anda sedemikian mahalnya, namun siapa yang mampu menebus kewajiban Anda kepada suami, mendidik dan mencurahkan kasih sayang kepada sang buah hati? Siapa yang bertanggung jawab jika suami Anda merasa tidak dihargai sebagai suami, tidak diperlakukan layaknya kepala rumah tangga, tidak dilayani sebagaimana haknya? Siapa yang mampu membayar penyesalan Anda jika suatu hari Anda temukan anak-anak Anda mencari tempat lain yang lebih nyaman, yang tidak didapatkan dari Anda, narkoba, pergaulan bebas, contoh gampangnya. Jawabannya adalah tidak ada. Seluruh jabatan, karir, kekayaaan yang Anda banggakan tidak akan mampu melunasi semua kewajiban Anda, tidak akan menyelamatkan Anda dari penyesalan yang bertumpuk.
Semua adalah pilihan, menjadi wanita yang bangga atau menjadi wanita bertopeng? Pekerjaan, karir, jabatan bukanlah halangan untuk menjadikan Anda menjadi wanita yang bangga akan diri sendiri. Menyerahkan semua tanggung jawab Anda kepada orang ketiga (baca : pembantu), atau bahkan menerapkan istilah “self service” untuk anggota keluarga Anda adalah bukan solusi, itu seburuk-buruk pilihan. Kewajiban sebagai seorang wanita adalah hal yang sangat menyenangkan jika dilakoni karena ibada, niat tulus. Akan menjadi jauh lebih membanggakan jika kita menjadi wanita yang tidak biasa. Tak sedikitpun meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri sekaligus ibu, namun tak ada alasan untuk berhenti berkarya. Tidak semua orang bisa, terkadang harus memilih antara karir dan keluarga. Namun menjadi wanita yang luar bisa, mengabdi kepada keluarga tanpa berhenti berkarya dan mandiri adalah sangat mungkin. Tidaklah mudah, tapi pasti bisa.
Saya rasa, itulah konsep wanita masa depan.
Wanita yang bangga akan dirinya sendiri karena mampu menjadi istri yang bersahaja bagi suaminya, ibu yang hebat bagi anak-anaknya, dan penyejuk bagi rumah tangganya. Pengabdian seorang istri karena ketulusannya, cinta kasihnya adalah mutiara tiada tara, bak embun penyejuk di kala panasnya padang pasir. (Baca : Ala eRHa).
Cloud I be? I hope I really could be good wife and great mom. My family wanna be, I love U….

Jumat, 15 Juli 2011

my free day ayaaay ^_^

my little bit free hours in my friday. and I yay I found many wonderful blog
http://www.projectwedding.com/blog/

http://hand-made-love.blogspot.com/

http://adaisychaindream.blogspot.com/

http://hellosandwich.blogspot.com/

http://mousevoxvintage.blogspot.com/

http://www.photo-canvas.com/

Kamis, 14 Juli 2011

Saya CuPu - Cuma kuPu

Cuma Kupu, mengapa demikian? Saya sangat “interest” dengan “cuMa kuPu nya”. Pasti ada filosofinya, mengapa kupu? Kupu, kupu itu puncak dari sebuah penantian puasa yang panjang dan lama oleh seorang ulat yang ingin naik status dari asalnya yang hanya bisa merangkak, hingga menjadi bisa terbang. Dan seorang Kupu telah melewati fase itu.
Kupu, kupu dapat terbang. Memiliki cakrawala yang luas, pandangan segala arah tanpa terhalang ruang dan waktu. Terbanglah menjadi bintang di langit. Dan pasti banyak yang akan mengambil manfaat darinya.
Kupu, seluas apapun jangkaunnya, setinggi apapun dia terbang, namun kupu ini tetapi milik satu orang, tempat dia akan kembali dari penerbanganannya, tempat dia memadu segala kasih. Kupu yang berpemilik, tak akan pernah sendiri kemanapun di terbang tinggi membentang angkasa.

Ya, saya cuMa kuPu berpemilik. Tapi kali ini, saya ingin terbang bersama pemiliknya, membedah cakrawala dunia, menembus ruang angkasa kebahagiaan, menggapai bulan madu, menyentuh dua bintang paling terang, mendekat mentari penerang bumi. Harapan dan asa untuk selalu bermanfaat bagi umat dan agama. Kita akan terbang tanpa lelah, tanpa mematahkan sayap, dan tanpa terjatuh sakit. Semua sudah kita persiapkan dan sudah tahu rule yang benar. Terbang sama-sama, sama tinggi, dan kembali sama-sama, sama senang.
Saya cuma kupu. Mudah-mudahan bisa mewujudkan mahakarya itu. :)

I live my life for you - FIrehouse


You know you’re everything to me. And I could never see, the two of us apart. And you know I give myself to you. And no matter what you do, I promise you my heart.
I’ve built my world around you and I want you to know. I need you, like I’ve never needed anyone before.
I live my life for you. I want to be by your side in everything that you do. And if there’s only one thing you can believe is true. I live my life for you.
I dedicate my life to you. You know that I would die for you. But our love would last forever. And I will always be with you. And there is nothing we can’t do. As long as we’re together.
I just cant live without you, and I want you to know. I need you like I’ve never needed anyone before.
 

CinTa,.....

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…


Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”


Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan


Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”


Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”


Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu


Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”


Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”


Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”



Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”

CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”

Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”


Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”

Rabu, 13 Juli 2011

MeRinduu,...

Jakarta sore ini, tidak hanya mendung tetapi sekonyong-konyong menumpahkan air segarnya, menghujani daerah yang penuh dengan nuansa panas, polusi, dan keras ini.Sudah 1,5 bulan saya disini Jakarta sore ini, tak pernah bisa mungkir, betapa dia tahu betul perasaan seorang wanita  di ruang kerja sederhana, di depan laptop tahan bantingnya, dikursi malasnya, bahwa dia sedang merindu, hatinya dingin, sedingin udara di luar jendela kaca itu.
Rasa rindu yang membuncah membuat tambah  lengkap hari saya. Sederetan kesibukan kantor dan rasa letih tak mampu menutupi, tak mampu menggantikan, tak mampu menghibur hati yang gundah dan gelisah.
Saya bersyukur, Tuhan masih memberikan rasa yang indah meski sangat menyiksa ini. Pertautan batin antara anak dan orang tua (sudahkah saya menjadi anak yang berbakti?, sepertinya belum deh.), pertautan perasaan antara kakak dan adik (sudahkah saya menjadi kakak yang baik? Rasanya ingin menebus waktu yang seharusnya bisa saya berikan lebih dari itu, maafkan….), pertautan antara kekasih (sudahkah saya memberikan haknya? Sepertinya sangat belum, banyak hal yang belum saya penuhi untuk kebahagiaannya, mudah-mudahan Alloh selalu menjaga hati ini untuk senantiasa memperbaiki diri menjemput pesona indah kebaikannya, saya merindunya karenaNya).
Semoga segalanya akan indah pada saatnya, dan akan berkah karena ridhoNya. Always with my heart. I love you and I love you all….

Ini KISAH bukan KELUH

Seorang perempuan terlahir sebagai anak pertama. Dari sinilah pendidikan karakter mulai terbentuk. Dan saya rasa guru pertama pendidikan karakter adalah orang tua. Bagaimana dari kecil kebiasaan satu demi satu ditanamkan, kebiasaan berfikir, berpendapat, bersikap, dan bertingkah.
Saya sangat merasakan hal itu. Sebelum menjadi seperti sekarang ini, tentu saja saya melewati banyak fase. Fase balita, fase anak-anak, fase remaja, dan fase pendewasaan. Setiap fase memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
Hem, entah di fase yang mana saya mendapatkan pelajaran berharga dari guru saya itu, saya memanggilnya dengan penuh kasih, “Ayah dan Ibu”. Hem, saya sangat bangga memiliki guru demikian parasnya. Pelajaran berharga itu adalah Bab Mengeluh.
Saya harus lulus Bab pelajaran itu. Harus dapat nilai bagus. Tapi sayangnya, nilai ini tidak seperti nilai di raport sekolah atau transkrip IP kuliah. Tidak sedikitpun saya diberi kesempatan untuk mengeluh di depan beliau. Mengeluh sama saja dengan setor nilai merah. Semua yang ada sangat layak untuk disyukuri. Mengeluh sama halnya dengan menghilangkan nikmat syukur. Mengeluh berarti melemahkan diri sendiri.
Semua bisa karena terbiasa. Di depan sang guru, mungkin saya bisa tampak begitu kuat, tanpa keluhan sedikitpun. Namun bagaimana saya dibelakang? Apakah bisa saya menerapkan itu semua? Jawabannya adalah BISA. Memang benar, mengeluh adalah penghambat terbaik untuk bertindak. Satu langkah lebih maju akan menjadi satu langkah lebih mundur karena mengeluh.
Lalu apakah orang yang tidak pernah mengeluh adalah orang yang tidak memiliki rasa ingin berbagi? Disinilah letak bedanya. Terkadang keinginan berbagi, disalah artikan sebagai keluhan. Padahal berbagi itu dilakukan ketika satu hal sudah terlewati. Bagaimanapun kuatnya seseorang, saya yakin akan lebih ringan dan lebih lengkap jika mampu berbagi dengan seseorang yang sudah dipilihnya. Berbagi cerita, berbagi rasa, dan berbagi kisah. Berbagilah dengan yang layak untuk dibagi. Jangan salah tempat, salah waktu apalagi salah pilih. Berbagilah hanya jika dengan berbagi itu menjadi nyaman, bukan semakin runyam. Berbagilah hanya jika dengan berbagi itu menjadi lebih indah, bukan lebih gelap. Berbagilah jika dengan berbagi itu segalanya menjadi lebih baik. Berbagilah dengan tepat, jangan sampai keinginan berbagi ditafsirkan sebagai keluhan.
Selamat berbagi kisah, jangan berbagi Keluh. Dan terpenting lagi, jangan jadikan orang lain terganggu dengan kisah-kisah itu. :)